Macam-macam Budaya Jepang
Negara jepang terletak di Asia Timur,
berdekatan dengan negara Korea, Cina dan Rusia. Ibukota negara jepang adalah
Tokyo. Jepang merupakan negara kepulauan karena terdiri dari beribu-ribu pulau
dan dikelilingi oleh laut dan samudra. Jepang memiliki beragam budaya yang
menarik untuk dipelajari. Kali ini, saya akan membahas beberapa budaya yang
menjad ciri khas Jepang sehingga terkenal ke seluruh dunia :
1. Geisha
Geisha (芸者 “seniman”) adalah merupakan
seniman-penghibur tradisional di Jepang. Geisha mulai muncul dan menjadi sangat
umum pada abad ke-18 dan ke-19, dan masih terkenal hingga sekarang, meskipun
jumlahnya sudah mulai menurun. Sebutan lain untuk Geisha diantaranya “Geiko”
dan “Maiko”. Istilah “Geiko” dan “Maiko” mulai dipakai
pada jaman Restorasi Meiji. Istilah Geikomerupakan sebutan lain
untuk Geisha sedangkan Maiko merupakan sebutan untuk Geisha
pemula. Sebutan Maiko hanya dipakai di daerah Kyoto saja. Saat
pertama muncul, semua Geisha adalah laki-laki, sedangkan saat perempuan mulai
mengambil alih peran, istilah Geisha sempat berubah menjadi Onna Geisha atau
“seniman wanita”. Namun sekarang semua Geisha hanya diperbolehkan untuk
perempuan saja.
Geisha secara tradisional dilatih sejak masih
muda. Rumah-rumah Geisha (atau disebut sebagai Okiya) seringkali
membawa para gadis yang masih muda dari keluarga miskin dan mereka dibesarkan
dan dilatih di rumah tersebut. Selama masa kecil mereka, Geisha pemula awalnya
bekerja sebagai pembantu, kemudian sebagai asisten senior Geisha pemilik rumah
sebagai bagian dari latihan mereka dan untuk membantu biaya pemeliharaan dan
pendidikan mereka. Dan sampai sekarang tradisi pelatihan ini masih ditemukan di
Jepang.
Setelah seorang wanita dinyatakan menjadi
seorang Geisha pemula (maiko) dia akan mulai menemani senior Geisha ke
rumah teh, pesta-pesta, dan perjamuan yang memang sudah merupakan lingkungan
kerja seorang Geisha. Geisha modern sekarang tidak lagi dibeli oleh rumah
Geisha untuk diangkat sebagai anak didik. Menjadi seorang Geisha sekarang sudah
bersifat sukarela. Sekarang, paling banyak Geisha mulai pelatihan mereka saat
masih umur belasan.
2. Samurai
Samurai
(侍 atau
kadang-kadang 士 ) adalah istilah umum untuk seorang prajurit
sebelum masa industrialisasi di Jepang. Seorang samurai diharuskan menjadi
seorang yang berbudaya dan terpelajar. Namun, seiring waktu, Samurai selama era
Tokugawa secara bertahap kehilangan fungsi militer mereka. Dan pada akhir era
Tokugawa, samurai umumnya menjadi kaki tangan daimyo(klan), dengan
pedang mereka yang hanya sebagai tujuan adat. Dengan adanya reformasi Meiji
pada akhir abad ke19, samurai dihapuskan sebagai kelas yang berbeda dalam
mendukung tentara nasional bergaya barat. Kode ketat yang mereka ikuti, yang
disebut dengan Bushido, masih bertahan dalam masyarakat Jepang masa
kini, seperti halnya banyak aspek lain dari cara hidup mereka.
3. Upacara
Minum Teh Jepang
Upacara
minum teh Jepang (cha-no-yu, Chado, atau sado) adalah
ritualtradisional yang dipengaruhi oleh Zen Buddhisme di
mana bubuk teh hijau, ataumatcha (抹茶), secara seremonial disiapkan oleh
seorang tenaga terampil dandisajikan kepada sekelompok kecil tamu dalam
suasana tenang.
Cha-no-yu (茶の湯, secara harfiah "air panas
untuk teh"), biasanya mengacu pada upacara tunggal atau
ritual, sementara sado atau Chado (茶道, atau"cara/jalan dalam teh") mengacu
pada kajian atau ajaran dalam upacara minum teh.
Karena seorang penjamu teh harus terbiasa
dengan produk dan jenis teh, dengan kimono, kaligrafi, merangkai bunga,
keramik, dupa dan berbagai peraturan dan seni tradisional lainnya disamping
praktek menjamu teh di sekolahnya, ini mengakibatkan pembelajaran tentang
upacara ini membutuhkan waktu bertahun-tahun bahkan sering berlangsung hingga
seumur hidup.
4. Koto
Koto merupakan salah satu instrumen musik
tradisional Jepang yang paling populer. Bagi banyak orang, karakter musik koto
membangkitkan ingatan Jepang tradisional dengan alat musik barat harpa dan
kecapi.
Banyak legenda Jepang yang mengacu pada
asal-usul Koto. Salah satu yang populer mengatakan bahwa Koto terbentuk dalam
bentuk naga yang membungkuk, seekor makhluk mitos Jepang dan Cina kuno yang
mempesona.
Koto dibawa ke Jepang sekitar
akhir abad ke-7 oleh musisi Cina dan Korea yang datang untuk
bermain dalam orkestra pengadilan Jepang, Gagaku. Pada
abad ke-15, repertoar solo koto, sookyoku mulai
muncul. Pada awal periode Edo(sekitar abad ke-17), sookyoku adalah
sumber yang populer untuk hiburan bagikelas pedagang kaya.
Tiga belas senar koto membujur sepanjang papan
suara hampir dua meter yang terbuat dari kayu paulownia
yang berlubang. Senar secara tradisional terbuat darisutra,
namun saat ini sudah memakai sintetis. Hal ini didesain untuk
mendapatkan lagu yang berbeda dengan pembatas yang bergerak yang
terbuatdari gading atau plastik.
Koto dimainkan dengan plektrum gading pada
ibu jari dan dua jari pertama dari tangan kanan, tangan
kiri memberi tekanan untuk memberikan variasi pada nada. Musik berkisar
dari kesederhanaan tradisional ke melodi serta
menantangpotongan kontemporer.
Masih banyak lagi budaya Jepang yang unik dan
menarik untuk dipelajari. Dengan kita mempelajari budaya negara lain, kita akan
semakin mudah untuk mengenal lebih dalam mengenai negara tersebut dan kita
tidak akan merasa canggung untuk berkomunikasi dengan masyarakat di negara
tersebut. Perbanyaklah ilmu dengan mempelajari budaya negara lain, karena suatu
hari itu akan sangat berguna bagi kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar